05.15 -
5 comments
Kelainan (Cacat) pada Mata
Miopi
Miopi (dari bahasa Yunani:
μυωπία myopia "penglihatan-dekat") atau rabun jauh adalah sebuah kerusakan refraktif mata di mana citra yang
dihasilkan berada di depan retina
ketika akomodasi dalam keadaan santai. Miopi dapat
terjadi karena bola mata yang terlalu panjang atau karena kelengkungan kornea yang terlalu besar
sehingga cahaya yang masuk tidak difokuskan secara baik dan objek jauh tampak
buram. Penderita penyakit ini tidak dapat melihat jarak jauh dan dapat ditolong
dengan menggunakan kacamata
negatif (cekung).
Rabun
jauh atau miopi merupakan cacat mata yang terjadi karena lensa mata tidak dapat
menipis sebagaimana mestinya. Akibatnya, berkas cahaya dari objek di jauh tak
berhingga terfokus dan membentuk bayangan di depan retina (jadi benda tidak terlihat
jelas). Jadi titik jauh mata tidak berada di jauh tak berhingga, tetapi pada jarak
tertentu dari mata. Dengan demikian, penderita rabun jauh tidak dapat melihat objek
yang sangat jauh (tak berhingga).
Myopia juga didefinisikan
sebagai ketidaksesuaian antara kekuatan refraksi media refrakta dengan panjang
sumbu bola mata dimana berkas sinar paralel yang masuk berkonvergensi pada satu
titik fokus di anterior retina. Kelainan ini bisa dikoreksi dengan lensa
divergen atau lensa minus.
Kelainan refraksi pada
mata myopia
Diagnosa
ditegakkan berdasarkan pada pemeriksaan refraksi dan gambaran klinis yang
tipikal. Pasien myopia merupakan penglihat dekat yang baik. Ketika melihat
jauh, mereka akan memicingkan mata sebagai usaha untuk memperjelas visus. Hal
ini bisa ditemukan pada anak usia sekolah penderita myopia. Ketika mereka
melihat ke papan tulis, maka seringkali mereka memicingkan mata. Beberapa
perubahan morfologi yang tipikal antara lain: penipisan sclera, esotropia
(tampak jelas pada penderita anak-anak), COA (Camera Occuli Anterior)
yang dalam, atrofi m.ciliaris, dan vitreus yang opak yang dirasakan penderita
sebagai sensasi floaters.
Pada
miopi, refraksi sinar terlalu konvergen, sehingga bayangan terbentuk di depan
retina. Penderita miopi memiliki visus < 6/6 dan kesulitan melihat benda
yang terletak jauh. Secara prinsip, penderita miopi terlalu sering menggunakan
akomodasi mata. M ciliaris menjadi lebih rigid, tonusnya meningkat dan
fleksibilitasnya menurun, sehingga lambat laun panjang m Ciliaris semakin
memendek. Selain itu, bentuk orbita dengan jarak superior dan inferior yang
pendek menyebabkan kecenderungan terjadinya miopi. Solusi bagi penderita miopi
adalah mengurangi konvergensi dengan menambahkan lensa cekung (minus) di depan
mata.
Penanganan
penderita anak-anak memerlukan perhatian khusus karena tujuan penanganannya
berbeda dengan penderita dewasa. Pada penderita dewasa, tujuan penangan adalah
mendapatkan visus terbaik sedangkan pada anak ada dua tujuan: menghasilkan
bayangan yang berfokus di retina dan mendapatkan keseimbangan antara akomodasi
dan konvergensi. Secara khusus, orang tua penderita perlu mendapatkan edukasi
tentang progresifitas alami myopia dan kemungkinan perubahan resep kacamata
yang cukup sering.
Penyebab Miopi
Penyebab miopia dapat bersifat
keturunan (herediter), ketegangan visual atau faktor lingkungan. Faktor
herediter pada miopi pengaruhnya lebih kecil dari faktor ketegangan visual.
Terjadinya miopi lebih dipengaruhi oleh bagaimana seseorang menggunakan penglihatannya,
dalam hal ini seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer
atau seseorang yang menghabiskan banyak waktunya dengan membaca tanpa istirahat
akan lebih besar kemungkinannya untuk menderita miopi. Faktor lingkungan juga
dapat memengaruhi misalnya pada rabun malam yang disebabkan oleh kesulitan mata
untuk memfokuskan cahaya dan membesarnya pupil, keduanya karena kurangnya cahaya,
menyebabkan cahaya yang masuk kedalam mata tidak difokuskan dengan baik. Dapat
juga terjadi keadaan pseudo-miopi atau miopi palsu disebabkan ketegangan mata
karena melakukan kerja jarak dekat dalam waktu yang lama. Penglihatan mata akan
pulih setelah mata diistirahatkan.
Myopia atau
rabun jauh terbagi menjadi 3 fase, yakni :
a. Myopia
Rendah dengan dioptre mendekati 0 – -3.00
Cara membaca
dioptre diatas adalah apabila anda termasuk pengguna atau penderita rabun
jauh/myopia dengan minus 0 s/d – 3.00 ( minus 0 sampai dengan minus 3 ) dapat
dikatakan anda adalah penderita myopia rendah. Kemungkinan untuk mengurangi
minus tersebut masih sangat mungkin.
b. Myopia
Sedang dengan dioptre -3.00 – -6.00
Cara membaca
dioptre diatas sama dengan membaca dioptre (a). Jika anda mengenakan kacamata
minus dengan kadar minus antara -3.00 – -6.00 (minus 3.00 sampai dengan minus
6.00) dikategorikan penderita myopia tingkat sedang, namun penderita myopia
tingkat sedang juga cukup rentan, hal ini dikarenakan kebanyakan orang yang
memiliki minus myopia sedang tidak dapat melepaskan kacamata dalam beberapa
waktu
c. Myopia
Tinggi dengan Dioptre -6 hingga ke bawah (-10)
Penderita
myopia tingkat tinggi memang cukup berbahaya dan dikatakan kerusakan pada
bagian retina, kornea serta pupil tidak dapat bekerja optimal, bahkan cenderung
mata tidak mampu menangkap cahaya dan membiaskan cahaya pantul dalam keadaan
tanpa mengenakan kacamata. Hal ini hampir sama dengan penderita mata katarak
sebelah.
Di Indonesia
sendiri sudah cukup banyak penderita myopia atau rabun jauh, hal ini
dikarenakan kebiasaan buruk yang sering kali dilakukan, ada pula karena faktor
keturunan. Diperkirakan penderita myopia atau rabun jauh antara 800 juta-2,3
milyar orang. Di negara-negara seperti Cina, India dan Malaysia 41 % penduduk
negara tersebut dari orang dewasa menderita myopia dengan minus 1 (-1.00).
Para
peneliti dari Australia menyimpulkan bahwa pancaran sinar matahari bermanfaat
untuk membatasi bola mata yang dapat menyebabkan myopia atau rabun jauh. Jika
dilakukan suatu perbandingan antara penduduk Australia dan Singapura, akan
ditemui kesimpulan seperti : rata-rata anak-anak dan remaja di Singapura hanya
menghabiskan waktu di luar rumah untuk sekedar bermain hanya menghabiskan waktu
30 menit per hari, akan tetapi 90% remaja dan anak-anak di Singapura mengenakan
kacamata permanen maupun sementara, berbeda dengan anak-anak dan remaja di
Australia. Para remaja dan anak – anak di Australia lebih banyak
menghabiskan waktu bermain di luar rumah sekitar 2-3 jam per hari dan tentunya
hal ini yang mendorong remaja dan anak-anak di Australia, lebih sedikit yang
menderita myopia atau rabun jauh cenderung sekitar 20 % dari total
penduduk Australia. Oleh karenanya para bayi atau balita usia 0-3 bulan sering
kali dijemur pada pagi hari akan sel-sel dan syaraf tubuh seluruhnya agar
berkembang baik dan memberi rangsang terhadap jaringan otot, otak dan mata.
Cara
mengatasi mata rabun jauh atau Myopia adalah :
1. Membaca jangan terlalu dekat
(minimal sepanjang siku anda)
Cobalah untuk tidak membaca dengan
jarak terlalu dekat dengan objek atau benda, berilah jarak pada mata dan objek
(benda) minimal sepanjang siku anda atau lebih. Bagi anda yang sudah
menggunakan alat bantu kacamata cobalah untuk tidak terlalu dekat jarak pandang
dari kacamata anda dengan objek benda.
2. Membacalah di ruangan yang cukup
terang
Usahakan membaca pada ruangan yang
cukup mendapatkan cahaya penerangan agar mata tidak terlalu tegang atau kaku.
3. Jangan membaca sambil tiduran
Membaca sambil tiduran merupakan
salah satu penyebab utama mata menjadi rabun. Hal dikarenakan retina dan kornea
menangkap cahaya terbalik ketika mata dalam posisi keatas, sehingga pantulan
cahaya jatuh di belakang retina dan membuat mata terasa lebih perih
4. Hindari menonton TV/main play
station terlalu dekat secara terus menerus
Jika anda sudah mengenakan kacamata,
cobalah untuk tidak terlalu larut dan dekat dengan monitor televisi anda baik
saat menonton televisi maupun saat bermain play station. Bila perlu lepaskan
terlebih dahulu kacamata anda sekiranya anda masih mampu melihat objek dalam
beberapa jarak pandang mata.
5. Hindari memakai komputer dengan
monitor terlampau dekat. Sekali-sekali pandanglah ke tempat yang jauh.
Cahaya atau pantulan cahaya pada
monitor juga dapat membuat mata anda terasa cepat lelah, kepala pusing, mata
seperti orang mengantuk. Bila perlu gunakan kaca pelapis untuk monitor komputer
anda agar pantulan cahaya tersebut tidak cepat merusak mata anda.
6. Bermainlah di luar rumah selama 2-3
jam setiap hari dan lihat obyek yang jauh.
Cobalah untuk bermain di luar rumah selama
kurang lebih 2-3 jam per hari dan cobalah melatih mata anda untuk melihat objek
jarak jauh. Guna melatih otot-otot mata anda merefleksikan dari urat-urat mata.
7. Berolahragalah agar otot-otot mata
anda menjadi kuat
Olahraga tidak hanya untuk kesehatan
tubuh semata, namun adapula olahraga untuk melenturkan dan merefleksikan mata
anda dari rutinitas anda sehari-hari.
8. Makanlah makanan yang bermanfaat
bagi mata anda seperti vitamin A, Beta Karotin, dan sebagainya.
Makanan juga dapat mempengaruhi
kesehatan mata. Mata juga membutuhkan nutrisi penting agar mata senantiasa
sehat dan segar. Mata sangat membutuhkan vitamin A meski dengan dosis yang
cukup tinggi.
Kacamata
Berlensa Cekung untuk miopi
Mata
miopi tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang jauh atau titik jauhnya
terbatas pada jarak tertentu. Lensa kacamata yang digunakan penderita miopi
harus membentuk bayangan benda-benda jauh (S ~ ) tepat di titik jauh
mata atau S’ = –PR, dengan PR singkatan dari punctum
remotum, yang artinya titik jauh. Tanda negatif pada S’ diberikan
karena bayangan yang dibentuk lensa kacamata berada di depan lensa tersebut
atau bersifat maya.
Penderita
miopi dapat ditolong dengan kaca mata berlensa negatif (cekung), yang bersifat
menyebarkan berkas cahaya. Lensa ini berfungsi membentuk bayangan maya di titik jauh mata dari benda yang
berada di jauh tak berhingga. Dengan demikian, benda yang berada di jauh
tak berhingga akan membentuk bayangan tepat di retina, sehingga terlihat
jelas.
Hipermetropi
Penderita rabun dekat tidak dapat melihat secara
jelas objek yang letaknya dekat dengan mata (hanya dapat melihat objek yang
letaknya jauh dari mata). Rabun dekat atau hipermetropi merupakan cacat
mata yang terjadi karena lensa mata tidak dapat mencembung atau tidak dapat
berakomodasi sebagaimana mestinya. Akibatnya, berkas cahaya dari objek di jauh
tak berhingga terfokus dan membentuk bayangan di belakang retina (jadi benda
tidak terlihat jelas).
Hipermetropi atau Hiperopia atau rabun dekat adalah kelainan refraksi mata dimana bayangan dari
sinar yang masuk ke mata jatuh di belakang retina. Hal ini dapat disebabkan
karena bola mata yang terlalu pendek atau kelengkungan kornea yang kurang.
Penderita kelainan mata ini tidak dapat membaca pada jarak yang normal (30 cm)
dan harus menjauhkan bahan bacaannya untuk dapat membaca secara jelas.
Penderita juga akan sulit untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan ketelitian
tinggi.
Hipermetropia
juga didefinisikan sebagai ketidaksesuaian antara kekuatan refraksi media
refrakta dengan panjang sumbu bola mata dimana berkas sinar paralel yang masuk
berkonvergensi pada satu titik fokus di posterior retina. Kelainan ini bisa
dikoreksi dengan lensa konvergen atau lensa positif.
Kelainan
refraksi pada mata hipermetropia
Diagnosa
ditegakkan berdasarkan pada pemeriksaan refraksi dan gambaran klinis yang
tipikal. Pada penderita hipermetropia ringan-sedang dan berusia muda, kelainan
refraksi ini masih bisa dikompensasi dengan akomodasi. Tetapi, kondisi ini bisa
menimbulkan asthenopic syndrome seperti nyeri mata, sakit kepala,
sensasi panas pada mata, blepharoconjungtivitis, pandangan kabur dan kelelahan.
Pada penderita anak sekolah, gejala khas akan tampak pada perilaku mereka
sehari-hari. Penderita akan sering menggosok mata mereka saat membaca.
Akibatnya, aktivitas membaca menjadi sesuatu yang menakutkan bagi anak
hipermetropia. Kondisi seperti ini dapat menjadi penghambat dalam proses
belajar.
Penanganan
penderita anak-anak memerlukan perhatian khusus. Koreksi baru dilakukan pada
penderita hipermetropia sedang atau berat atau bila disertai kondisi esotropia.
Pada penderita usia sekolah, penggunaan lensa positif dengan kekuatan terbesar
dapat menimbulkan pandangan kabur ketika melihat jauh. Karena itu, kekuatan
lensa yang digunakan perlu direduksi. Penggunaan siklopegik jangka pendek dapat
membantu penyesuaian anak dengan lensanya.
Pada
hipermetropi, refraksi sinar kurang konvergen, sehingga bayangan terbentuk di
belakang retina. Penderita hipermetropi memiliki visus normal, namun kesulitan
melihat benda yang terletak dekat. Secara prinsip, m. ciliaris penderita
hipermetropi mengalami kelemahan karena proses degenerasi, tonusnya menurun dan
fleksibilitasnya meningkat, sehingga lambat laun panjang m Ciliaris semakin
memajang. Selain itu, bentuk orbita dengan jarak anterior dan posterior yang
pendek menyebabkan kecenderungan terjadinya hipermetropi. Solusi bagi penderita
hipermetropi adalah menambah konvergensi dengan menambahkan lensa cembung
(plus) di depa mata.
Kacamata
Berlensa Cembung untuk Hipermetropi
Karena
hipermetropi tidak dapat melihat benda-benda dekat dengan jelas, lensa
kacamata yang digunakannya haruslah lensa yang dapat membentuk bayangan
benda-benda dekat tepat di titik dekat matanya. Benda-benda dekat yang
dimaksud yang memiliki jarak 25 cm di depan mata. Oleh karena itu, lensa
kacamata harus membentuk bayangan benda pada jarak S = 25 cm tepat di
titik dekat (PP, punctum proximum) atau S' = –PP.
Kembali tanda negatifmdiberikan pada S' karena bayangannya bersifat maya
atau di depan lensa.
dengan PP dinyatakan
dalam satuan meter (m) dan P dalam dioptri. Karena PP > 0,25
m, kekuatan lensa P akan selalu positif. Hal ini menunjukkan bahwa
seseorang yang bermata hipermetropi perlu ditolong oleh kacamata berlensa
positif (cembung atau konvergen).
Letak
titik dekat mata hipermotropi lebih jauh dibandingkan letak titik dekat mata
normal. Untuk menolong penderita rabun dekat diperlukan kacamata berlensa
cembung (+), yang bersifat mengumpulkan berkas cahaya. Lensa ini berfungsi
membentuk bayangan maya di titik dekat mata dari objek yang berada pada jarak
baca normal.
Presbiopi (Mata Tua)
Presbyopia berasal dari bahasa Yunani “Presbys” yang
berarti orang tua dan “Opia” artinya mata. Mata tua atau presbiopi banyak dialami oleh
orang-orang lanjut usia. Cacat mata ini disebabkan oleh berkurangnya daya
akomodasi mata (otot mata sudah lemah). Titik dekat mata tua lebih besar dari
jarak baca normal (25-30 cm) dan titik jauhnya pada jarak tertentu. Akibatnya, baik titik dekat maupun titik jauh mata
letaknya bergeser, yaitu titik dekat bergeser menjauhi mata, sedangkan titik
jauh bergeser mendekati mata. Dengan demikian, penderita presbiopi tidak dapat
melihat secara jelas, baik objek yang berada pada jarak baca normal maupun yang
berada di tempat sangat jauh. Untuk menolong penderita ini, digunakan kacamata
berlensa rangkap (bifokal), yaitu lensa untuk melihat jauh dan lensa untuk
membaca.
Astigmatisma
Astigmatisme
atau mata silindris merupakan kelainan pada mata yang disebabkan oleh karena
lengkung kornea mata yang tidak merata. Kelainan refraksi ini bisa mengenai
siapa saja tanpa peduli status sosial, umur dan jenis kelamin.
Astigmatis
menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan melihat sesuatu secara jelas atau
menjadi kabur, terutama untuk obyek-obyek yang berukuran kecil. Biasanya
penderita astigmatisme juga menderita miopia (rabun jauh).
Bola mata
dalam keadaan normal berbentuk bulat seperti bola sehingga sinar atau bayangan
yang masuk dapat ditangkap pada satu titik di retina. Pada mata yang mengalami
astigmatisme, bola mata berbentuk lonjong seperti telur sehingga sinar atau
bayangan yang masuk ke mata sedikit menyebar alias tidak fokus pada retina. Hal
ini menyebabkan bayangan yang terlihat akan kabur dan hanya terlihat jelas pada
satu titik saja. Disamping itu, bayangan yang agak jauh akan tampak kabur dan
bergelombang.
Mata normal berbentuk bulat sedangkan
mata astigmatis berbentuk silinder (bulat telur).
Cacat mata
ini disebabkan oleh bentuk permukaan kornea mata yang tidak sferis,
artinya kelengkungan pada satu bidang tidak sama tajamnya dengan kelengkungan
pada bidang yang lain. Akibatnya, suatu bingkai horisontal dan bingkai vertikal
tidak dapat difokuskan dengan baik secara bersamaan. Untuk menolong penderita
ini, digunakan kacamata berlensa silindris.
Kelainan
refraksi ini ditandai dengan anomali kurvatura media refrakta, bisa diakibatkan
ulkus kornea, jaringan parut pada kornea, kertoconus, katarak, lenticonus,
sehingga ketika berkas sinar paralel yang masuk tidak akan difokuskan pada satu
titik tetapi pada beberapa titik yang membentuk satu garis.
Kelainan
refraksi pada mata astigmatisma
Diagnosa
ditegakkan berdasarkan pada pemeriksaan refraksi dan gambaran klinis yang
tipikal. Penderita akan melihat benda tidak beraturan bentuknya atau berubah
bentuk. Pemeriksaan bisa menggunakan keratoskop placid, videokeratoskop,
Helmholtz atau Javal ophthalmometer.
Deteksi
dini dan koreksi yang segera sangat penting terutama pada penderita anak.
Astigmatisma yang tidak terkoreksi dapat mengakibatkan ambliopia karena
bayangan yang tajam tidak terproyeksikan ke retina.
Astigmatisma (mata silindris) sebenarnya
dapat diatasi dengan menggunakan kacamata, lensa kontak atau pembedahan.
Pembedahan yang biasanya dilakukan adalah Astigmatic Keratotomy dan LASIK.
Tujuan operasi ini adalah untuk membentuk kembali kornea mata menjadi bulat
karena mata penderita astigmatisma berbentuk oval. Untuk menentukan mana yang
cocok untuk anda silahkan hubungi dokter mata anda.
Lensa Kontak
dan Kacamata
Jika anda memiliki silindris ringan
antara nol dan 1 dioptri (baik 1 atau -1) anda bisa menggunakan lensa RGP
(Rigid Gas Permeable) biasa atau kacamata. Untuk penderita parah sebaiknya
menggunakan lensa kontak Toric. Lensa Kontak Torik mempunyai bahan yang sama
dengan lensa kontak biasa, perbedaannya terletak pada desain lensa. Lensa toric
mempunyai dua kekuatan, dibuat dengan lekukan pada sudut yang berbeda (satu
untuk silindris, satunya untuk miopi atau hipemetropi). Pemasangan lensa Toric
ini mebutuhkan keahlian dan waktu yang cukup lama sehingga tidak dapat
dilakukan sendiri. Dan harganya juga lebih mahal.
Astigmatic
Keratotomy (AK)
Ini sebenarnya cara lama dan
sekarang orang lebih memilih LASIK untuk pembedahan. Tapi kita bahas sedikit
tentang Astigmatisma keratotomy (AK) ini. Pada operasi ini dokter melakukan
sedikit sayatan pada bagian kornea mata yang paling curam. Ini akan
membuat kornea mata menjadi lebih relax dan berbentuk lebih bulat.
Operasi ini akan berhasil untuk
penderita ringan, sedangakan untuk penderita parah akan memerlukan kacamata
lagi setelah dioperasi. Operasi ini tergolong aman dan efektif untuk penderita
astigmatisma.
Kekurangan Operasi ini adalah :
- Proses
penyembuhan lambat (sekitar 3 bulan)
- Ketidaknyaman
setelah operasi (bersifat ringan, berlangsung selama dua atau tiga hari)
- Hasilnya
permanen (baik maupun buruk )
-
Efek samping :
Meskipun jarang, efek samping yang mungkin terjadi setelah operasi AK
adalah :
- Pandangan
yang berubah-ubah, terutama beberapa bulan pertama setelah pembedahan.
- Kornea
melemah, rentan pecah jika terkena langsung dengan sesuatu benda
- Infeksi
- Tidak bisa
menggunakan lensa kontak
- Silau di
dekat cahaya dan kadang bersifat permanen
- Peka
terhadap cahaya
Kacamata
untuk Presbiopi dan Astigmatisma
Penderita
presbiopi merupakan gabungan dari miopi dan hipermetropi. Oleh karena itu, kaca
mata yang digunakannya haruslah berlensa rangkap atau bifokal, yakni lensa
cekung pada bagian atas untuk melihat benda jauh dan lensa cembung pada bagian
bawah untuk melihat benda-benda dekat. Sementara itu, astigmatisma dapat
diatasi dengan menggunakan lensa silindris.
Lensa
Kontak
Lensa
kontak atau contact lens juga dapat digunakan untuk mengatasi cacat
mata. Pada dasarnya lensa kontak adalah kacamata juga, hanya tidak menggunakan
rangka, melainkan ditempelkan langsung ke kornea mata.
Buta Warna
Buta
warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut
dalam retina mata yang mengalami kelemahan atau kerusakan permanen dan tidak
mampu merespon warna dengan semestinya. Buta warna merupakan kelainan genetik
atau bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kebutaan warna juga
dapat disebabkan seseorang mengkonsumsi obat dalam periode waktu tertentu
karena penyakit yang dideritanya.
Penglihatan
warna sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari dari seseorang,
menjadikan masalah dan bahkan mungkin bisa menjadikan seseorang akan merasa
tersiksa dan frustasi dengan keadaan ini, misal pada anak-anak dimana tidak
dapat memilih warna spidol atau crayon yang tepat, seseorang tidak dapat memadu
padan warna baju yang cocok, seorang ibu yang tidak bisa mengetahui kapan daging
benar-benar matang, seseorang tidak mengerti tanda lalu-lintas dan masih banyak
lagi fakta-fakta tentang buta warna. Menurut dokter spesialis mata bahwa tidak
ada cara untuk mengobati buta warna karena bawaan, karena buta warna bukan
suatu penyakit melainkan gangguan penglihatan pada seseorang. Penyandang buta
warna tetap mengenal warna tetapi warna yang sesuai dengan persepsi sendiri.
Sedangkan penderita kebutaan warna yang disebabkan akibat samping dari
mengkonsumsi obat maka kebutaan warna yang disandangnya dapat disembuhkan.
Menurut
Ganong (2003) Buta warna merupakan penyakit keturunan yang terekspresi pada
para pria, tetapi tidak pada wanita. Wanita secara genitis sebagai carrier.
Istilah buta warnaatau colour blind sebetulnya salah pengertian dan menyesatkan,
karena seorang penderita buta warna tidak buta terhadap seluruh warna. Akan
lebih tepat bila disebut gejala defisiensi daya melihat warna tertentu saja
atau colour vision difiency. Orang yang mengalami buta warna
tidak hanya melihat warna hitam putih saja, tetapi yang terjadi adalah
kelemahan/penurunan pada penglihatan warna-warna tertentu misalnya kelemahan
pada warna merah, hijau, kuning, dan biru. Buta warna permanen biasanya terjadi
karena faktor keturunan. Sedangkan orang yang tidak mengalami buta warna dapat
mengalami buta warna apabila terjadi faktor-faktor tertentu seperti kecelakaan.
Buta
warna merupakan kelainan genetika yang diturunkan dari orang tua kepada
anaknya, kelainan ini sering juga disebut sex linked, karena kelainan
ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna.
Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki-laki dan
perempuan. Seorang perempuan terdapat istilah 'pembawa sifat', hal ini
menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Perempuan dengan
pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelainan buta warna sebagaimana
wanita normal pada umumnya, tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi
menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom
X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tersebut menderita buta
warna.
Klasifikasi Buta Warna
Buta warna
sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi, dikromasi, dan
monokromasi.
1) Trikomasi
Buta warna
jenis trikomasi adalah perubahan sensitifitas warna dari satu jenis atau lebih
sel kerucut. Jenis buta warna ini paling sering dialami dibandingkan jenis buta
warna lainnya. Ada tiga macam trikomasi yaitu:
·
Protanomali yang merupakan kelemahan warna
merah.
·
Deuteromali yaitu kelemahan warna hijau.
·
Tritanomali yaitu kelemahan warna biru.
2) Dikromasi
Dikromasi
merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari:
·
Protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna
merah sehingga kecerahan warna merah dan perpaduannya berkurang.
·
Deuteranopia yaitu tidak
adanya sel kerucut yang peka terhadap hijau.
·
Tritanopia yaitu tidak adanya sel kerucut yang
peka untuk warna biru.
3) Momokromasi
Sedangkan
monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan
warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis tipikal dan sedikit
warna pada jenis atipikal. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang.
Tes Buta Warna
Tes
buta warna adalah suatu tes yang digunakan untuk mengetahui apakah seseorang
mengalami buta warna atau tidak. Hasil dari tes buta warna ada 3 macam yaitu
buta warna total, buta warna sebagian (parsial) dan normal. Hasil tes buta
warna sangat penting terutama untuk melanjutkan pendidikan dan bekerja di
bidangbidang tertentu seperti teknik elektro, teknik Informatika, desain dan
lain-lain. Salah satu metode tes buta warna yaitu metode Ishihara. Metode
ini dilakukan dengan cara memperlihatkan gambar-gambar berisikan berbagai warna.
Diantara warna-warna itu terbentuk angka-angka.
Proses
tes buta warna dengan metode ishihara ini umumnya dilakukan secara manual, yaitu
dengan memperlihatkan lembar-lembar gambar oleh seorang petugas tes buta warna
dan peserta tes diminta menyebuatkan angka-angka yang terlihat pada gambar.
Dari beberapa gambar yang diperlihatkan dan jawaban yang diberikan oleh peserta
tes buta warna, maka petugas akan menyimpulkan apakah peserta tes mengalami
buta warna total, parsial atau normal. Proses ini berlangsung untuk 1 orang peserta
tes dan hasilnya dicatat oleh petugas di
lembar atau form
hasil tes buta warna.
Proses
tes buta warna yang dilakukan secara manual dan hasil yang di dapat hanya tercatat
pada suatu lembar form tertentu. Jika pengarsipan pada lembaga yang menyimpan data
hasil tes tidak baik maka dimungkinkan seseorang yang sudah melakukan tes buta
warna akan berulang kali melakukan tes buta warna untuk berbagai keperluan.
Menurut Guyton (1997) Metode ishihara yaitu metode yang
dapat dipakai untuk menentukan dengan cepat suatu kelainan buta warna didasarkan
pada penggunaan kartu bertitik-titik, seperti gambar di bawah ini. Kartu
ini disusun dengan menyatukan titik-titik yang mempunyai
bermacam-macam warna.
Pada gambar di bawah ini orang normal akan melihat
angka “74”, sedangkan penderita buta warna merah-hijau akan melihat angka “21”.
Contoh
Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara
Metode
Ishihara ini di kembangkan menjadi Tes Buta Warna Ishihara oleh
Dr. Shinobu Ishihara. Tes ini pertama kali dipublikasi pada tahun 1917
di Jepang dan terus digunakan di seluruh dunia, sampai sekarang. Tes buta warna
Ishihara terdiri darilembaran yang didalamnya terdapat titik-titik dengan
berbagai warna dan ukuran. Titik berwarna tersebut disusun sehingga membentuk lingkaran.
Warna titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan melihat
perbedaan warna seperti yang dilihat orang normal (pseudo-isochromaticism).
Katarak
Katarak
merupakan kekeruhan dari lensa mata. Sinar cahaya yang masuk ke mata terhambat
atau tersebar, yang menyebabkan masalah seperti penglihatan kabur dan silau.
Beberapa pasien bahkan mengalami penglihatan ganda. Dalam kebanyakan kasus,
katarak berkembang sebagai akibat dari perubahan penuaan mata. Katarak juga
bisa disebabkan oleh penyakit lain seperti diabetes, sebagai efek samping dari
beberapa obat, dan dari luka pada mata. Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan
katarak. Namun, operasi katarak telah menjadi sangat sukses dan merupakan salah
satu operasi mata yang paling umum dilakukan di seluruh dunia.Kondisi ini
biasanya memengaruhi kedua mata, tapi hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih
awal dari yang lain.
Gejala Katarak
Beberapa gejala umum Katarak
antara lain:
1. Pandangan
kabur yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata atau ukuran kacamata yang
sering berubah.
2. Warna-warna
tampak kusam.
3. Susah
melihat di tempat yang terang akibat silau.
4. Kesulitan
saat membaca atau mengemudi di malam hari.
Sebuah
katarak senilis, yang terjadi pada usia lanjut, pertama kali akan terjadi
keburaman dalam lensa, kemudian pembengkakan lensa dan penyusutan akhir dengan
kehilangan transparasi seluruhnya. Selain itu, seiring waktu lapisan luar
katarak akan mencair dan membentuk cairan putih susu, yang dapat menyebabkan
peradangan berat jika pecah kapsul lensa dan terjadi kebocoran. bila tidak
diobati, katarak dapat menyebabkan glaukoma.
Fakoemulsifikasi
Fakoemulsifikasi mengacu pada operasi, di mana katarak rusak
dengan energi ultrasound dan diangkat melalui sayatan kecil. Karena operasi
dilakukan melalui sayatan kecil, pemulihan pun cepat. Banyak pasien mencapai
penglihatan yang baik pada hari pertama setelah operasi. Dalam kebanyakan kasus,
jahitan tidak diperlukan, sehingga pemulihan lebih cepat dan kenyamanan yang
lebih baik setelah operasi.
Implan
Lensa
Karena operasi katarak menghilangkan lensa alami mata, implan
lensa diperlukan untuk menggantikan lensa asli yang keruh. Dengan menanamkan
pengganti lensa, tidak dibutuhan kacamata tebal atau lensa kontak setelah
operasi. Selain itu, dengan menyesuaikan implan lensa, operasi katarak telah
menjadi salah satu solusi, di mana penglihatan dapat ditingkatkan dan kebebasan
dari kacamata menjadi mungkin.
Menyesuaikan
Implan Lensa
Berbagai formula telah diciptakan berdasarkan kelengkungan kornea
mata serta panjang bola mata, untuk membantu memilih lensa terbaik untuk
jangkauan kekuatan terendah. Hampir semua derajat pemandangan panjang atau
pendek dapat diperbaiki dengan cara ini. Mengukur panjang bola mata secara
tradisional dilakukan dengan menggunakan mesin ultrasound. Baru-baru ini,
menggunakan sinar laser dengan mesin IOLmaster memungkinkan pengukuran
dilakukan dengan 5 kali lebih akurat. Dalam kebanyakan kasus, penggunaan alat semacam
ini untuk memprediksi kekuatan akhir mata dalam kemampuan bias +/-50 derajat
(0,50 dioptris) setelah operasi katarak dan implan lensa.
Mata Juling (Strabismus)
Strabismus
atau mata juling adalah suatu kondisi dimana kedua mata tampak tidak searah atau
memandang pada dua titik yang berbeda. Dalam keadaan normal, kedua mata kita
bekerja sama dalam memandang suatu obyek. Otak akan memadukan kedua gambar yang
dilihat oleh kedua mata tersebut menjadi satu gambaran tiga dimensi yang memberikan
persepsi jarak, ukuran dan kedalaman (depth perception).
Ada
beberapa jenis strabismus yang bisa kita amati langsung dengan meminta pasien
memandang lurus ke depan. Ketika satu mata memandang lurus ke depan maka mata sebelahnya
dapat saja memandang ke dalam (esotropia), ke luar (exotropia), ke bawah
(hipotropia) atau ke atas (hipertropia). Ini terjadi sekitar 2% pada anak-anak
baik laki-laki maupun perempuan.
Ketika
kedua mata memandang tidak searah maka akan ada dua gambar yang dikirim ke
otak. Pada orang dewasa hal ini menyebabkan timbulnya penglihatan ganda. Pada
anak kecil, otak belajar untuk tidak menghiraukan gambaran dari mata yang tidak
searah dan hanya melihat dengan menggunakan mata yang normal. Anak kemudian kehilangan
persepsi jarak, ukuran dan kedalaman.
Penyebab
Strabismus
Strabismus
dapat disebabkan oleh ketidak-seimbangan tarikan otot yang mengendalikan
pergerakan mata, kelumpuhan otot, gangguan persyarafan atau kelainan refraksi
yang tidak dikoreksi. Anak-anak yang dilahirkan dari keluarga yang mempunyai
riwayat strabismus dalam keluarganya beresiko tinggi menderita strabismus juga.
Sebuah
tanda nyata adanya strabismus adalah sebelah mata tidak lurus atau tidak
terlihat memandang ke arah yang sama seperti mata sebelahnya. Kadang-kadang anak-anak
akan memicingkan/menutup sebelah matanya saat terkena sinar matahari yang
terang atau memiringkan kepala mereka agar dapat menggunakan kedua matanya
sekaligus.
Penanganan
Strabismus
Penanganan
strabismus dimaksudkan untuk melindungi fungsi penglihatan dan meluruskan mata.
Jika strabismus disebabkan oleh kelainan refraksi, menggunakan kaca mata untuk
menormalkan penglihatan dapat memperbaiki posisi mata.
Sumber:
................, Mengobati Astigmatisme
atau Mata Silinder, (http://www.terapimata.com/mata_silider_astigmatisme.htm, diakses
pada tanggal 27 Maret 2013 jam 08:32)
Ming,
P.Y., Operasi Katarak: Pemulihan Penglihatan dengan Teknik dan Inovasi Terbaru,
(http://www.jerrytan.com/docs/operasi_katarak_kencan_edisi_6_tahun_1_2011_id.pdf,
diakses pada tanggal 27 Maret 2013 jam 08:39)
Murti, H., Santi, R.C.N., (2011), Aplikasi Pendiagnosa Kebutaan Warna
dengan Menggunakan Pemrograman Borland Delphi, (http://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/download/363/240,
diakses pada tanggal 24 Maret 2013 jam 19:30)
Sudomo,
J., Alat-alat Optik,
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/5%20Alat%20Optik_Mata.pdf, diakses
pada tanggal 24 Maret 2013 jam 19:28)
Widianingsih,
R., Kridalaksana, A.W., Hakim, A.R., (2010), Aplikasi Tes Buta Warna Dengan
Metode Ishihara Berbasis Komputer, (http://informatikamulawarman.files.wordpress.com/2010/02/06-jurnal-ilkom-unmul-v-
5 komentar:
Keren tuh infonya mas e & mbakee. Saya juga menemukan online shop baru yang menjual SoftLens warna online x2, geo lens, omega dengan harga terjangkau dan gratis ongkos kirim serta dapat dipercaya. ayo cekidott...
Makasi buat infonya, sangat membantu.
apakah radiasi ponsel bisa juga mangakibatkan miopi???
terimakasih atas informasinya, sangat bermanfaat :)
Jadi bertambah ilmu.tanks
Posting Komentar