Jumat, 29 Maret 2013

08.46 - 1 comment

Pemantulan Cahaya


Berkas Cahya
Cahaya biasanya tampak sebagai sekelompok sinar-sinar cahaya atau disebut juga berkas cahaya. Perhatikanlah cahaya matahari yang masuk melalui celah kecil ke dalam ruangan gelap, atau jalannya sinar dan proyektor di bioskop, atau lampu sorot di panggung pertunjukan. Akan terlihat bahwa dalam zat antara yang serba sama, cahaya merambat menurut garis lurus berupa sinar cahaya. Ada tiga jenis berkas cahaya, yakni sejajar (paralel), menyebar (divergen), dan mengumpul (konvergen).

Jenis-jenis Pemantulan Cahaya
Jika sinar cahaya jatuh pada permukaan benda lalu dibalikkan kembali, kita sebut sinar itu dipantulkan. Ada dua jenis pemantulan cahaya, yaitu pemantulan baur dan pemantulan teratur.


Pemantulan Baur
Jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang kasar (tidak rata), berkas cahaya tersebut akan dipantulkan ke berbagai arah yang tidak tertentu (Gambar 1). Pemantulan ini disebut pemantulan baur (difus) Pemantulan baur sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak ada pemantulan baur, tempat-tempat yang terhalang dari cahaya matahari akan tampak gelap gulita.

Pemantulan Baur

Pemantulan teratur
Jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang rata seperti permukaan cermin datar atau permukaan air yang tenang, maka pemantulannya teratur (Gambar 2). Pemantulan ini disebut pemantulan teratur.

Pemantulan Teratur


Hukum Pemantulan
Dalam membicarakan hukum pemantulan digunakan beberapa pengertian sebagai berikut:
-  sinar datang ialah sinar yang datang lurus pada permukaan benda,
-  sinar pantul ialah sinar yang dipantulkan oleh permukaan benda,
-  garis normal ialah garis yang dibuat tegak lurus pada permukaan benda,
-  sudut datang ialah sudut antara sinar datang dan garis normal,
-  sudut pantul ialah sudut antara sinar pantul dan garis normal.



Hukum pemantulan
1.    Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar.
2.    Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).

Secara sistematis dituliskan bahwa:
i = r

Pemantulan pada Cermin Datar
Sifat-sifat Bayangan pada Cermin Datar
Kita mendapatkan 5 sifat yang penting dari bayangan cermin datar, yaitu:
1)   bayangan cermin sama besar dengan benda yang berada di depan cermin,
2)   bayangan cermin itu tegak, artinya posisi tegaknya sama dengan posisi tegaknya benda,
3)   jarak bayangan ke cermin sama jauhnya dengan jarak benda ke cermin,
4)   bayangan cermin tertukar sisinya, bagian kanan benda menjadi bagian kiri bayangan,
5)   bayangan cermin merupakan bayangan semu (maya), artinya tidak dapat ditangkap
dengan layar.

Pembentukan bayangan oleh cermin datar
Pembentukan bayangan oleh cermin datar adalah dibentuk oleh perpotongan perpanjangan dari sinar-sinar pantul. Perhatikan pembentukan bayangan oleh Cermin datar berikut :


 
Proses pembentukan bayangan :
1.    Benda di depan cermin datar.
2.    Berlaku hukum pemantulan.
3.    Sinar datang pertama (biru muda) melalui ujung benda dan mengenai cermin, akan dipantulkan oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (biru muda).
4.    Sinar datang kedua (merah) melalui ujung benda dan mengenai cermin, akan dipantulkan oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (merah).
5.    Perpotongan perpanjangan sinar pantul pertama dan kedua (biru muda dan merah putus-putus) berpotongan, dan itu merupakan bayangan ujung benda.
6.    Sinar ke tiga (kuning) melalui pangkal benda dan mengenai cermin, akan dipantulkan oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (kuning), merupakan bayangan pangkal benda.
7.    Terbentuklah bayangan benda oleh cermin datar.

Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah :
1. Jarak bayangan ke cermin (s’) = jarak benda ke cermin (s)
2. Tinggi bayangan (h’) = tinggi benda (h)
3. Sama besar dan berlawanan arah (perbesarannya = 1 kali)
4. Bayangan bersifat maya (di belakang cermin)

Untuk mendapatkan seluruh bayangan benda pada cermin datar, kita harus menggunakan cermin yang panjangnya minimal ½ dari tinggi bendanya.


L = panjang minimal cermin (m)
h = tinggi benda (m)
Agar bayangan dapat terlihat keseluruhan, maka cermin harus diletakkan dari lantai setinggi;


H = tinggi cermin dari ujung bawah cermin
h = tinggi orang / benda (m)
x = jarak mata ke ujung kepala
Jika dua buah cermin datar diletakkan membentuk sudut α, maka jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua cermin datar dari sebuah benda adalah :



n = jumlah bayangan
α = sudut apit kedua cermin datar



Sumber:
http://sandrihidayat.wordpress.com/2011/05/17/pembentukan-bayangan-pada-cermin-datar-2/
http://atophysics.files.wordpress.com/2008/11/materi-5.pdf






1 komentar:

Posting Komentar